Kini saya mengenang satu lagi pengalaman yang mengesankan dalam bermusik, seperti 'celotehan' saya sebelumnya. Kali ini memoria 16 tahun yang lalu, saat banyak orang membicarakan soal Poster cafe yang berlokasi di Jakarta Selatan, cafe yang sering mengadakan dan atau menjadi tempat acara-acara musik underground. Pada waktu itu cafe tersebut sangat tenar dan (mungkin) jadi acuan buat banyak band yang mau memperkenalkan diri mereka dan musiknya ke publik. Saya pun dibuat penasaran, ingin menjajal.
Entah bagaimana ceritanya, saya mendapat poster acara musik untuk semua genre yang bertempat di Poster cafe. Wah! Kebetulan sekali. Nggak mikir lama, saya telpon panitianya untuk mendaftarkan band saya, namun ternyata pendaftaran sudah tutup malah audisinya sudah selesai. Karena saya sudah bertekad ingin jajal Poster cafe, saya yakinkan si panitia kalau band saya ini cukup pantas untuk tampil di acaranya. Hahaha! Padahal mah band baru, belum berpengalaman, sok iya aja lah ngomong begitu.
Setelah telpon itu, si panitia memberi band saya kesempatan untuk di audisi di studio miliknya di Jakarta Timur. Band saya lalu berangkat kesana, dan berusaha tampil maksimal di depan dia. Beruntung saat itu studionya sedang sepi, jadi kami punya banyak waktu di dalam studio sambil bercakap-cakap santai. Dan beruntung juga, dia orang yang bertipe easy going dan sama-sama penyuka musik grunge/alternative rock. Sehabis audisi (yang bukan benar-benar audisi), si panitia berbaik hati meloloskan kami untuk bisa tampil di acaranya dengan syarat "jangan bilang siapa-siapa". Hahaha... Oke, gan!
Das! Saya langsung mengabari teman-teman yang lain, (memaksa) mengajak mereka untuk ikut dan menonton performa band saya. Ya maksudnya sekalian jadi penunjuk jalan juga karena band saya nggak tahu persis lokasi cafe-nya. Tapi apes... band saya akhirnya terpaksa berangkat lebih dahulu karena mengejar rundown kami, sedangkan teman-teman masih saling menunggu teman yang lain. Hah capek deh ngaretnya!
Hari menjelang sore saat kami tiba disana. Band-band yang lain sudah datang, pengunjung mulai berdatangan dan kami mulai berbaur, berkenalan satu sama lain. Saya sempat mengobrol dengan salah satu band grunge yang datang jauh-jauh dari Banten. Eh jauh nggak sih? Hahaha... saya anggap sih jauh jaraknya karena waktu itu semua harus serba naik angkutan umum.
Yang saya ingat dan saya amati Poster cafe ternyata nggak begitu besar, kecuali halamannya yang luas itu yang berada di area Museum Satria Mandala, tapi memang aura dari tempat itu membuat saya merinding, bukan karena hal-hal gaib melainkan perasaan saya dimana sedang berada di tempat yang menelorkan band-band lokal yang bagus dan sempat jadi kampiun di masanya. Sungguh fantastis.
Di acara itu band-band bergenre alternative, rap metal, indies, ska dan grunge tentunya, sangat mendominasi sepanjang hari. Mereka semua tampil maksimal, bermain dengan baik dan sangat akrab antara band dengan penonton. Panggung pendeknya, bar dengan motif kotak-kotaknya yang berada di tengah cafe, sound ruangan yang cukup bagus, pihak panitia yang bersahabat membuat acara musik itu berjalan baik, berkesan dan punya nilai sejarah yang tinggi untuk saya. Tempatnya ngangenin, bro.
Saya sempat terkagum dengan band yang meng-cover Rage Against The Machine dengan dua orang vokalis yang salah satunya adalah cewek, mereka bermain sangat bagus mirip dengan band aslinya, lengkap dengan efek gitarnya yang banyak. Keren.
Pada saat itu, juga tampil Room V dan Jun Fan Gung Foo yang tampaknya belum banyak diminati, terlihat dari apresiasi massa yang ala kadarnya. Mungkin juga karena lebih banyak penyuka grunge yang hadir saat itu. Tapi, saya sempat bergoyang mengikuti lagu-lagu Jun Fan Gung Foo padahal saya belum pernah dengar sebelumnya. Hahaha saya cuma nyobain ber-pogo, kang.
Tiba waktunya band saya on stage, saya masih memikirkan teman-teman saya yang belum juga kelihatan di dalam cafe, pikir saya nanti nggak ada yang meramaikan band saya dong, kurang bersemangat juga kalau nggak ada teman-teman yang mendukung. Hehehe. Baiklah, kami harus tetap perform, pada lagu pertama kami memainkan lagu sendiri dan tentunya sudah pasti membuat penonton jadi bengong dari awal hingga akhir lagu. Nggak banyak babibu, lanjut ke lagu berikutnya kami meng-cover Nirvana dengan keyakinan pasti bakalan angkat pantat para penonton ini. Hahaha!
Intro "tourette's" kami mainkan, beberapa penonton mulai bangkit dan mendekati panggung. Dan akhirnya... akhirnya, bermunculanlah teman-teman saya yang ditunggu-tunggu, mereka langsung berlarian kencang dari pintu masuk menuju bibir panggung. Saya sangat girang, bermain dengan bertenaga kuda sambil tertawa rendah melihat aksi teman-teman saya yang menikmati moshing sradak-sruduknya. Hahaha! A...sik!!! Thanks a lot, pals!
Untuk pertama kalinya saya, band dan teman-teman bisa datang ke Poster cafe, melihat langsung tempat yang punya andil besar dalam memajukan komunitas underground Jakarta dan sekitarnya, cafe yang sering diperbincangkan dan tentu jadi kenangan bagi kami yang sempat jadi bagian terkecil dalam sejarah besar itu.
Dan satu-satunya kenangan dalam bentuk fisik adalah foto dibawah ini, hasil jepretan si panitia dari arah belakang. Ya, dari arah belakang.
Entah bagaimana ceritanya, saya mendapat poster acara musik untuk semua genre yang bertempat di Poster cafe. Wah! Kebetulan sekali. Nggak mikir lama, saya telpon panitianya untuk mendaftarkan band saya, namun ternyata pendaftaran sudah tutup malah audisinya sudah selesai. Karena saya sudah bertekad ingin jajal Poster cafe, saya yakinkan si panitia kalau band saya ini cukup pantas untuk tampil di acaranya. Hahaha! Padahal mah band baru, belum berpengalaman, sok iya aja lah ngomong begitu.
Setelah telpon itu, si panitia memberi band saya kesempatan untuk di audisi di studio miliknya di Jakarta Timur. Band saya lalu berangkat kesana, dan berusaha tampil maksimal di depan dia. Beruntung saat itu studionya sedang sepi, jadi kami punya banyak waktu di dalam studio sambil bercakap-cakap santai. Dan beruntung juga, dia orang yang bertipe easy going dan sama-sama penyuka musik grunge/alternative rock. Sehabis audisi (yang bukan benar-benar audisi), si panitia berbaik hati meloloskan kami untuk bisa tampil di acaranya dengan syarat "jangan bilang siapa-siapa". Hahaha... Oke, gan!
Das! Saya langsung mengabari teman-teman yang lain, (memaksa) mengajak mereka untuk ikut dan menonton performa band saya. Ya maksudnya sekalian jadi penunjuk jalan juga karena band saya nggak tahu persis lokasi cafe-nya. Tapi apes... band saya akhirnya terpaksa berangkat lebih dahulu karena mengejar rundown kami, sedangkan teman-teman masih saling menunggu teman yang lain. Hah capek deh ngaretnya!
Hari menjelang sore saat kami tiba disana. Band-band yang lain sudah datang, pengunjung mulai berdatangan dan kami mulai berbaur, berkenalan satu sama lain. Saya sempat mengobrol dengan salah satu band grunge yang datang jauh-jauh dari Banten. Eh jauh nggak sih? Hahaha... saya anggap sih jauh jaraknya karena waktu itu semua harus serba naik angkutan umum.
Yang saya ingat dan saya amati Poster cafe ternyata nggak begitu besar, kecuali halamannya yang luas itu yang berada di area Museum Satria Mandala, tapi memang aura dari tempat itu membuat saya merinding, bukan karena hal-hal gaib melainkan perasaan saya dimana sedang berada di tempat yang menelorkan band-band lokal yang bagus dan sempat jadi kampiun di masanya. Sungguh fantastis.
Di acara itu band-band bergenre alternative, rap metal, indies, ska dan grunge tentunya, sangat mendominasi sepanjang hari. Mereka semua tampil maksimal, bermain dengan baik dan sangat akrab antara band dengan penonton. Panggung pendeknya, bar dengan motif kotak-kotaknya yang berada di tengah cafe, sound ruangan yang cukup bagus, pihak panitia yang bersahabat membuat acara musik itu berjalan baik, berkesan dan punya nilai sejarah yang tinggi untuk saya. Tempatnya ngangenin, bro.
Saya sempat terkagum dengan band yang meng-cover Rage Against The Machine dengan dua orang vokalis yang salah satunya adalah cewek, mereka bermain sangat bagus mirip dengan band aslinya, lengkap dengan efek gitarnya yang banyak. Keren.
Pada saat itu, juga tampil Room V dan Jun Fan Gung Foo yang tampaknya belum banyak diminati, terlihat dari apresiasi massa yang ala kadarnya. Mungkin juga karena lebih banyak penyuka grunge yang hadir saat itu. Tapi, saya sempat bergoyang mengikuti lagu-lagu Jun Fan Gung Foo padahal saya belum pernah dengar sebelumnya. Hahaha saya cuma nyobain ber-pogo, kang.
Tiba waktunya band saya on stage, saya masih memikirkan teman-teman saya yang belum juga kelihatan di dalam cafe, pikir saya nanti nggak ada yang meramaikan band saya dong, kurang bersemangat juga kalau nggak ada teman-teman yang mendukung. Hehehe. Baiklah, kami harus tetap perform, pada lagu pertama kami memainkan lagu sendiri dan tentunya sudah pasti membuat penonton jadi bengong dari awal hingga akhir lagu. Nggak banyak babibu, lanjut ke lagu berikutnya kami meng-cover Nirvana dengan keyakinan pasti bakalan angkat pantat para penonton ini. Hahaha!
Intro "tourette's" kami mainkan, beberapa penonton mulai bangkit dan mendekati panggung. Dan akhirnya... akhirnya, bermunculanlah teman-teman saya yang ditunggu-tunggu, mereka langsung berlarian kencang dari pintu masuk menuju bibir panggung. Saya sangat girang, bermain dengan bertenaga kuda sambil tertawa rendah melihat aksi teman-teman saya yang menikmati moshing sradak-sruduknya. Hahaha! A...sik!!! Thanks a lot, pals!
Untuk pertama kalinya saya, band dan teman-teman bisa datang ke Poster cafe, melihat langsung tempat yang punya andil besar dalam memajukan komunitas underground Jakarta dan sekitarnya, cafe yang sering diperbincangkan dan tentu jadi kenangan bagi kami yang sempat jadi bagian terkecil dalam sejarah besar itu.
Dan satu-satunya kenangan dalam bentuk fisik adalah foto dibawah ini, hasil jepretan si panitia dari arah belakang. Ya, dari arah belakang.
Minus @ Poster cafe |
Komentar
Posting Komentar