Prihatin Untuk Riau

sumber foto: Riau Pos
Saya cuma bisa prihatin begitu membaca banyak berita soal bencana yang terjadi saat ini di Riau. Berita yang sempat saya baca beberapa hari lalu bahwa kadar oksigen disana sudah sekitar 1 persen. Itu benar-benar sangat mengerikan. Dampak asap akibat pembakaran lahan dan hutan tentunya sangat mengancam kesehatan dan keselamatan warga disana.

Tahun 2002 sampai dengan 2004, saya pernah bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit di salah satu kabupaten di Riau. Selama 2 tahun disana, saya belum pernah mengalami peristiwa seperti sekarang ini namun saya mengetahui kalau pembakaran lahan adalah kegiatan yang biasa dilakukan oleh warga dan perusahaan untuk membuka lahan baru.

Pernah suatu waktu, saya melihat di satu lokasi ada aktivitas pembakaran oleh beberapa orang di lahan kebun kelapa sawit. Saya nggak yakin itu milik perusahaan atau penduduk lokal, tapi yang pasti sih aktivitas itu terkendali, nggak sampai membuat kepanikan atau mengancam keselamatan warga lainnya. Ya saat itu saya sempat berpikir juga soal bahayanya membakar lahan untuk membuka lahan baru, apalagi kalau kondisi cuaca sedang kemarau. Dan sepanjang saya bekerja disana, saya belum pernah mengetahui kalau perusahaan saya bekerja dulu pernah melakukan pembakaran lahan. Ya saya harap sih belum pernah dan nggak akan pernah.


Selain saya prihatin mengenai keadaan sekarang di Riau, saya juga jadi ingin mengetahui kabar terbaru teman-teman saya yang dulu sekantor. Sayangnya, sudah lama sekali nggak berkabar satu pun dari mereka. Lost contact. Semoga mereka semua dalam keadaan baik, begitu juga dengan semua penduduk Riau.


Saya sangat berharap bencana ini bisa segera dikendalikan dan diatasi dengan sangat baik oleh Pemerintah Propinsi Riau dan Pemerintah Pusat. Bencana ini sudah sering terjadi, terus berulang dan seperti nggak pernah belajar dari pengalaman. Hukuman seberat-beratnya untuk para pelaku harus dilaksanakan dengan tanpa ampun. Dinas terkait pun harus melakukan pengawasan yang lebih ketat lagi dan terus menerus, bencana ini membuktikan kalau Dinas terkait ada yang nggak bekerja sesuai dengan aturannya. Perusahaan dan penduduknya pun harus bisa menjaga lingkungannya dengan baik dan harus ada yang membekali pengetahuan yang lebih dari cukup kepada mereka.


Salah satu artikel di website Riau Pos tertanggal 15 Maret 2014 tertulis dengan judul "Kota Pekanbaru Mulai Diguyur Hujan" mudah-mudahan bisa menjadi penyelesaian bencana ini dan semoga hujan nggak cuma turun di Kota Pekanbaru, tapi juga di semua daerah di Riau.


Pada akhirnya, manusia pun menyerahkan semuanya kembali ke alam, berharap bisa membantu manusia dari kesusahan meskipun disaat bersamaan manusia (termasuk juga penulis ini) terus-terusan memberi kesusahan kepada alam semesta.

Komentar