Baru-baru ini bertambah lagi koleksi compact disc (CD) saya, mulai dari band lokal sampai mancanegara yang baru rilis tahun ini dan yang sebagian lagi adalah rilisan lama. Hasrat memburu CD mulai muncul lagi dalam 1 bulan ini padahal saya terbilang berhasil 'injak rem' selama 6 bulan, tapi akhirnya 'blong' lagi. hhhh.
Rilisan baru yang saya beli adalah DVD Nirvana "Live and Loud", CD Nirvana "In Utero (20th Anniversary Edition)" dan CD Pearl Jam "Lightning Bolt". CD yang disebut terakhir, sedang saya putar sambil menulis tulisan ini.
Saya belum mau mengulas rilisan-rilisan diatas, mungkin di lain waktu karena saya perlu memutar berulang kali biar lebih nampol.
Hmmm... Yang saya mau utarakan, sekarang ini saya kehilangan momen nikmatnya memutar, mendengar dan meresapi isi serta artwork album kaset/CD yang sudah saya beli. Hal itu nggak bisa dibeli dan diulang lagi seperti puluhan tahun yang lalu, dimana saya bisa menghapal hampir seluruh lirik lagu, mencermati sound serta aransemen lagu dan mengagumi atau mencibir artwork suatu album rekaman.
Kemana momen itu menghilang? Kemana? Kemana? Kemana? *nyanyi.
Saya coba menerka momen itu menghilang kemungkinan sejak saya mendaftarkan diri di berbagai media sosial, sejak e-mail saya banyak terkirim pesan, sejak memiliki ponsel dengan OS yang terkini dan mulai mengunduh aplikasi konversi audio-video. Sepertinya sih begitu.
Pada akhirnya banyak kaset dan CD yang saya beli cuma tersusun rapih di lemari penyimpanan, selebihnya saya memutar di ponsel juga PC dalam bentuk MP3; tetap sambil membaca e-mail dan eksis di media sosial.
Waktu terus berputar, jaman jelas berubah, ponsel semakin canggih dan internet (memang) membuat malas semua orang. hehehe.
Rilisan baru yang saya beli adalah DVD Nirvana "Live and Loud", CD Nirvana "In Utero (20th Anniversary Edition)" dan CD Pearl Jam "Lightning Bolt". CD yang disebut terakhir, sedang saya putar sambil menulis tulisan ini.
Saya belum mau mengulas rilisan-rilisan diatas, mungkin di lain waktu karena saya perlu memutar berulang kali biar lebih nampol.
Hmmm... Yang saya mau utarakan, sekarang ini saya kehilangan momen nikmatnya memutar, mendengar dan meresapi isi serta artwork album kaset/CD yang sudah saya beli. Hal itu nggak bisa dibeli dan diulang lagi seperti puluhan tahun yang lalu, dimana saya bisa menghapal hampir seluruh lirik lagu, mencermati sound serta aransemen lagu dan mengagumi atau mencibir artwork suatu album rekaman.
Kemana momen itu menghilang? Kemana? Kemana? Kemana? *nyanyi.
Saya coba menerka momen itu menghilang kemungkinan sejak saya mendaftarkan diri di berbagai media sosial, sejak e-mail saya banyak terkirim pesan, sejak memiliki ponsel dengan OS yang terkini dan mulai mengunduh aplikasi konversi audio-video. Sepertinya sih begitu.
Memutar CD sambil login akhirnya memecah konsentrasi dalam menikmati musik, yang cuma didengar sambil lalu saja. Yang aneh adalah begitu sudah memiliki album CD yang disuka, bergegas di konversi ke MP3 untuk disimpan di PC juga ponsel biar bisa didengar sambil beraktivitas. Aneh nggak? Atau cuma perasaan saya saja? Ya, saya memang terlalu banyak bermain perasaan. hahaha.
Pada akhirnya banyak kaset dan CD yang saya beli cuma tersusun rapih di lemari penyimpanan, selebihnya saya memutar di ponsel juga PC dalam bentuk MP3; tetap sambil membaca e-mail dan eksis di media sosial.
Waktu terus berputar, jaman jelas berubah, ponsel semakin canggih dan internet (memang) membuat malas semua orang. hehehe.
Komentar
Posting Komentar