Beberapa waktu lalu, saya direkomendasikan film Olympus Has Fallen oleh "ehm" saya, yang katanya bagus dan harus ditonton. Setelah saya telusuri sinopsis film dan para pemainnya, saya baru benar-benar yakin kalau film ini memang layak untuk ditonton.
Film action menegangkan bertema politik, nasionalisme dan terorisme ini dibintangi oleh Gerard Butler, Aaron Eckhart, Morgan Freeman dan Ashley Judd. Nama yang pertama itu adalah jaminan saya untuk menonton film ini karena saya sangat menyukai akting dia yang memukau di film 300 (tahun 2006).
Di awal film, diperlihatkan kedekatan hubungan antara Presiden Amerika Serikat, Benjamin Asher (Aaron Eckhart) dengan agen Dinas Rahasianya, Mike Banning (Gerard Butler). Mereka berdua sedang berlatih tinju di salah satu ruangan sambil bercanda, berdialog santai tanpa ada perasaan kaku. Mereka berdua seperti teman nongkrong saja, bukan seperti atasan dengan bawahan.
Lalu kemudian, kejadian tragis dialami oleh keluarga Presiden Amerika Serikat saat dalam perjalanan menuju acara resmi kenegaraan. Kondisi cuaca yang buruk mengakibatkan iring-iringan mobil Presiden mengalami kecelakaan parah yang mengakibatkan istrinya, Margaret Asher (Ashley Judd) tewas di malam tragis itu.
18 bulan kemudian, Mike Banning tidak lagi bertugas di Dinas Rahasia. Kali ini dia bekerja di belakang meja di Departemen yang beda. Pekerjaan yang membuat dia nggak nyaman karena nggak terbiasa kerja kantoran, ditambah lagi dia sempat bertemu dengan mantan rekan-rekannya di Dinas Rahasia yang semakin membuat dia ingin "beraksi" seperti dulu lagi.
Kondisi politik yang memanas antara Korea Utara dengan Korea Selatan, rupanya menjadikan negara Amerika Serikat (lagi-lagi) sebagai incaran dan pembalasan dendam dari orang-orang yang merasa disakiti dan dirugikan atas "kebijakan" negara adidaya tersebut terhadap Korea Utara.
Target incarannya apalagi kalau bukan Gedung Putih.
Pagi itu menjadi mimpi buruk bagi semua warga Amerika Serikat, khususnya yang di sekitar Gedung Putih. Pesawat tempur canggih milik Korea Utara terbang di atas kota, menembaki secara brutal semua orang-orang dibawahnya. Tentara dan kepolisian dibuat kalang kabut. Semua agen Dinas Rahasia keluar dari sarang, menjaga keamanan Gedung Putih dan Presidennya.
Sialnya, saat itu Presiden sedang dikunjungi oleh Perdana Menteri Korea dan rombongannya. Mereka semua pun akhirnya dibawa ke bunker, tempat persembunyian dengan sistem keamanan yang canggih di dalam Gedung Putih.
Ketegangan film ini semakin menjadi saat rombongan Perdana Menteri ternyata adalah para ekstrimis dan penjahat bengis. Mereka pun rela menembak Perdana Menterinya sendiri, tepat di kepala. Sadis! Darah muncrat!
Para ekstrimis itu dipimpin oleh Kang Yeonsak (Rick Yune), orang yang terlatih dan biang teror di beberapa negara di Eropa. Orang ini nggak segan untuk melukai dan membunuh sanderanya, bahkan perempuan sekalipun.
Mike Banning yang melihat kejadian itu dari kantornya, langsung bergerak cepat. Insting dia yang pernah menjadi agen Dinas Rahasia seketika langsung digunakan. Cuma dengan pistol, satu per satu teroris bisa dilumpuhkan agar tidak masuk ke dalam Gedung Putih.
Tapi yang dia lakukan sudah terlambat. Para teroris itu lebih lihai, cerdas dan memakai senjata yang lebih lengkap juga mutakhir. Presiden dan para pejabat penting negara telah disandera. Gedung Putih pun dinyatakan jatuh.
Dengan disanderanya Presiden dan para pejabat negara, maka ditunjuklah juru bicara Gedung Putih, Allan Trumbull (Morgan Freeman), sebagai Presiden sementara. Kejadian tentang penyanderaan Presiden Benjamin Asher baru diberi tahu ke dia saat penunjukannya. Entah harus senang atau merasa apes, Allan Trumbull langsung kaget dan terlihat pusing. Hahaha.
Meskipun Allan Trumbull sudah menjadi Presiden sementara, tapi dia masih tetap dipanggil sebagai "Mr. Speaker". Hmm, nama panggilan yang aneh dan lucu, walaupun kenyataannya dia memang seorang juru bicara.
Di tengah-tengah situasi yang membingungkan itu cuma satu orang yang bisa diandalkan yaitu Mike Banning, yang berhasil masuk ke dalam Gedung Putih dan melakukan hal-hal yang diperlukan untuk menyelamatkan para sandera, termasuk Connor Asher, putra Presiden yang berhasil sembunyi. Dan Mike Banning pun melakukan tugasnya dengan baik sekali.
Well done, Mike.
Film ini menonjolkan adegan-adegan sadis dan membabi buta yang sangat mengganggu mata dengan tata suara yang membuat pekak telinga. Terlalu banyak tembakan di kepala dan tusukan-tusukan pisau yang sudah seperti koki sedang memotong daging dengan terburu-buru.
Begitu ada jeda, saya pun menghela nafas dan bersyukur jantung saya bisa istirahat sejenak.
Gerard Butler memang jaminan mutu untuk film ini. Seolah-olah dia memang benar seorang agen Dinas Rahasia yang sepertinya memang cocok untuk dia, dengan postur tubuh yang besar berisi, suara yang berat dan jago mempertahankan diri.
Akting si Rick Yune pun sangat meyakinkan sebagai seorang penjahat bengis. Saya dibuat gregetan dengan tingkah dia, yang enaknya dipukul pakai cangkul tepat di muka. Damn you, Kang!
Tapi saya kurang merasa pas dengan Aaron Eckhart yang berperan sebagai Benjamin Asher, seperti kurang berwibawa dalam memerankan tokoh seorang Presiden. Menurut saya, aktor Harrison Ford atau Clint Eastwood lebih pas dengan peran itu.
Hmm.. Mereka berdua belum terlalu tua 'kan?
Film Olympus Has Fallen memperlihatkan juga sikap nasionalisme yang tinggi seperti film-film Hollywood lainnya yang bertema sama. Sikap itu sepertinya terus dipupuk ya lewat film dan awalnya mungkin terlihat berlebihan saat sikap itu ditunjukkan di film ini, tapi setelah dipikir-pikir ya mungkin semua orang dan semua negara mungkin akan bertindak yang sama. Ya nggak?
Okelah. Bagaimanapun juga, film ini sudah memuaskan saya dan apa yang dibilang oleh "ehm" saya ternyata terbukti benar. Nggak rugi meluangkan waktu untuk nonton film ini di bioskop, karena memang sangat menghibur.
Mungkin kalian yang sudah menonton film ini jadi berminat menjadi seorang agen rahasia, karena saya sepertinya berminat juga.
Hehehe.
***
Film action menegangkan bertema politik, nasionalisme dan terorisme ini dibintangi oleh Gerard Butler, Aaron Eckhart, Morgan Freeman dan Ashley Judd. Nama yang pertama itu adalah jaminan saya untuk menonton film ini karena saya sangat menyukai akting dia yang memukau di film 300 (tahun 2006).
Di awal film, diperlihatkan kedekatan hubungan antara Presiden Amerika Serikat, Benjamin Asher (Aaron Eckhart) dengan agen Dinas Rahasianya, Mike Banning (Gerard Butler). Mereka berdua sedang berlatih tinju di salah satu ruangan sambil bercanda, berdialog santai tanpa ada perasaan kaku. Mereka berdua seperti teman nongkrong saja, bukan seperti atasan dengan bawahan.
Lalu kemudian, kejadian tragis dialami oleh keluarga Presiden Amerika Serikat saat dalam perjalanan menuju acara resmi kenegaraan. Kondisi cuaca yang buruk mengakibatkan iring-iringan mobil Presiden mengalami kecelakaan parah yang mengakibatkan istrinya, Margaret Asher (Ashley Judd) tewas di malam tragis itu.
18 bulan kemudian, Mike Banning tidak lagi bertugas di Dinas Rahasia. Kali ini dia bekerja di belakang meja di Departemen yang beda. Pekerjaan yang membuat dia nggak nyaman karena nggak terbiasa kerja kantoran, ditambah lagi dia sempat bertemu dengan mantan rekan-rekannya di Dinas Rahasia yang semakin membuat dia ingin "beraksi" seperti dulu lagi.
Kondisi politik yang memanas antara Korea Utara dengan Korea Selatan, rupanya menjadikan negara Amerika Serikat (lagi-lagi) sebagai incaran dan pembalasan dendam dari orang-orang yang merasa disakiti dan dirugikan atas "kebijakan" negara adidaya tersebut terhadap Korea Utara.
Target incarannya apalagi kalau bukan Gedung Putih.
Pagi itu menjadi mimpi buruk bagi semua warga Amerika Serikat, khususnya yang di sekitar Gedung Putih. Pesawat tempur canggih milik Korea Utara terbang di atas kota, menembaki secara brutal semua orang-orang dibawahnya. Tentara dan kepolisian dibuat kalang kabut. Semua agen Dinas Rahasia keluar dari sarang, menjaga keamanan Gedung Putih dan Presidennya.
Sialnya, saat itu Presiden sedang dikunjungi oleh Perdana Menteri Korea dan rombongannya. Mereka semua pun akhirnya dibawa ke bunker, tempat persembunyian dengan sistem keamanan yang canggih di dalam Gedung Putih.
Ketegangan film ini semakin menjadi saat rombongan Perdana Menteri ternyata adalah para ekstrimis dan penjahat bengis. Mereka pun rela menembak Perdana Menterinya sendiri, tepat di kepala. Sadis! Darah muncrat!
Para ekstrimis itu dipimpin oleh Kang Yeonsak (Rick Yune), orang yang terlatih dan biang teror di beberapa negara di Eropa. Orang ini nggak segan untuk melukai dan membunuh sanderanya, bahkan perempuan sekalipun.
Mike Banning yang melihat kejadian itu dari kantornya, langsung bergerak cepat. Insting dia yang pernah menjadi agen Dinas Rahasia seketika langsung digunakan. Cuma dengan pistol, satu per satu teroris bisa dilumpuhkan agar tidak masuk ke dalam Gedung Putih.
Tapi yang dia lakukan sudah terlambat. Para teroris itu lebih lihai, cerdas dan memakai senjata yang lebih lengkap juga mutakhir. Presiden dan para pejabat penting negara telah disandera. Gedung Putih pun dinyatakan jatuh.
"Olympus has fallen, Olympus has fallen. I repeat, Olympus has fallen!", ujar agen Roma sesaat sebelum dia ditembak mati.
Dengan disanderanya Presiden dan para pejabat negara, maka ditunjuklah juru bicara Gedung Putih, Allan Trumbull (Morgan Freeman), sebagai Presiden sementara. Kejadian tentang penyanderaan Presiden Benjamin Asher baru diberi tahu ke dia saat penunjukannya. Entah harus senang atau merasa apes, Allan Trumbull langsung kaget dan terlihat pusing. Hahaha.
Meskipun Allan Trumbull sudah menjadi Presiden sementara, tapi dia masih tetap dipanggil sebagai "Mr. Speaker". Hmm, nama panggilan yang aneh dan lucu, walaupun kenyataannya dia memang seorang juru bicara.
Di tengah-tengah situasi yang membingungkan itu cuma satu orang yang bisa diandalkan yaitu Mike Banning, yang berhasil masuk ke dalam Gedung Putih dan melakukan hal-hal yang diperlukan untuk menyelamatkan para sandera, termasuk Connor Asher, putra Presiden yang berhasil sembunyi. Dan Mike Banning pun melakukan tugasnya dengan baik sekali.
Well done, Mike.
Film ini menonjolkan adegan-adegan sadis dan membabi buta yang sangat mengganggu mata dengan tata suara yang membuat pekak telinga. Terlalu banyak tembakan di kepala dan tusukan-tusukan pisau yang sudah seperti koki sedang memotong daging dengan terburu-buru.
Begitu ada jeda, saya pun menghela nafas dan bersyukur jantung saya bisa istirahat sejenak.
Gerard Butler memang jaminan mutu untuk film ini. Seolah-olah dia memang benar seorang agen Dinas Rahasia yang sepertinya memang cocok untuk dia, dengan postur tubuh yang besar berisi, suara yang berat dan jago mempertahankan diri.
Akting si Rick Yune pun sangat meyakinkan sebagai seorang penjahat bengis. Saya dibuat gregetan dengan tingkah dia, yang enaknya dipukul pakai cangkul tepat di muka. Damn you, Kang!
Tapi saya kurang merasa pas dengan Aaron Eckhart yang berperan sebagai Benjamin Asher, seperti kurang berwibawa dalam memerankan tokoh seorang Presiden. Menurut saya, aktor Harrison Ford atau Clint Eastwood lebih pas dengan peran itu.
Hmm.. Mereka berdua belum terlalu tua 'kan?
Film Olympus Has Fallen memperlihatkan juga sikap nasionalisme yang tinggi seperti film-film Hollywood lainnya yang bertema sama. Sikap itu sepertinya terus dipupuk ya lewat film dan awalnya mungkin terlihat berlebihan saat sikap itu ditunjukkan di film ini, tapi setelah dipikir-pikir ya mungkin semua orang dan semua negara mungkin akan bertindak yang sama. Ya nggak?
Okelah. Bagaimanapun juga, film ini sudah memuaskan saya dan apa yang dibilang oleh "ehm" saya ternyata terbukti benar. Nggak rugi meluangkan waktu untuk nonton film ini di bioskop, karena memang sangat menghibur.
Mungkin kalian yang sudah menonton film ini jadi berminat menjadi seorang agen rahasia, karena saya sepertinya berminat juga.
Hehehe.
***
trailer Olympus Has Fallen (2013)
viagra jakarta
BalasHapustoko viagra
viagra usa
viagra original
obat viagra
obat kuat viagra
viagra asli
toko viagra
viagra
viagra asli
jual viagra
jual obat kuat viagra asli